KKN Konversi: Gunung Mijil: Saksi Bisu Kemenangan Pertama Pangeran Diponegoro

26 Mei 2024
KKN UIN
Dibaca 200 Kali

Di Desa Gandekan, Guwosari, Pajangan, Bantul, berdiri kokoh sebuah bukit kecil bernama Gunung Mijil yang menyimpan sejuta kisah heroik perjuangan melawan penjajah. Gunung inilah yang menjadi saksi bisu atas kemenangan pertama pasukan Pangeran Diponegoro dalam mengusir kekuatan Belanda pada 1825, pemicu utama berkobarnya Perang Jawa (1825-1830).

Menurut catatan sejarah, Gunung Mijil berfungsi sebagai pusat komando dan pengintaian bagi bala tentara rakyat yang dipimpin langsung Pangeran Diponegoro dan Pangeran Mangkubumi. Dari atas bukit, mereka mengawasi jalannya pertempuran sengit di Dusun Dukuh, Gandekan, dan desa-desa sekitar melawan pasukan Belanda.

Dikabarkan bahwa Pangeran Diponegoro memerintahkan para prajurit seperti Pangeran Suryenglogo, Radhen Onto Wiryo, dan lainnya untuk membantu warga menghalau musuh. Kendati hanya berlaku senjata tradisional, mereka berhasil mengalahkan dan memukul mundur Belanda. Kemenangan heroik di Gunung Mijil ini membakar semangat juang rakyat untuk merebut kemerdekaan dari belenggu penjajahan. Dari bukit ini pula, tanda bahaya atau kedatangan Belanda disebarkan dengan kentongan titir yang kemudian disambut bersautan di seluruh wilayah untuk siap bertempur.

Tidak hanya itu, Gunung Mijil juga menjadi tempat berlindung para pejuang wanita yang menyamar sebagai laskar rakyat untuk berjuang bersama. Sayangnya, banyak dari mereka yang gugur sebagai kusuma bangsa setelah dikepung dan dihujani tembakan Belanda. Semangat juang dan pengorbanan para pahlawan di Gunung Mijil terus dihormati hingga saat ini. Bukit bersejarah itu kini dijadikan objek wisata sejarah dan budaya di bawah naungan Desa Wisata Gunung Mijil (Dewi Gumi). Ke depan, pengelola wisata berharap dapat terus menjaga kearifan lokal di situs ini agar Gunung Mijil tetap menjadi media edukasi penting untuk mempelajari nilai-nilai perjuangan melawan penjajahan.