KKN Konversi Pajangan: Menelusuri Sejarah Masjid Ichsanulloh

29 April 2024
KKN UIN
Dibaca 234 Kali

Pada Minggu (28/04/2024), kelompok 1 KKN Konversi UIN Sunan Kalijaga kembali melakukan penelusuran sejarah di Dukuh Watugedug. Pada kesempatan kali ini, Masjid Ichsanulloh menjadi objek penelitian dengan melakukan wawancara kepada Pak Samani (68 tahun), salah satu pengurus Masjid Ichsanulloh. Kepada kami, tim KKN beliau memberikan beberapa informasi yang sangat membantu dalam melakukan penelusuran sejarah Masjid Ichsanulloh.

Masjid Ichsanulloh adalah salah satu dari 11 masjid yang dibangun oleh Kiai Thohir, yaitu seorang pendakwah besar di wilayah Pajangan. Selain di wilayah Watugedug, 10 masjid peninggalan Kiai Thohir berada di Dukuh Serut, Kaliasem, Bangen, Kembangputihan, Santan, Tirto, Kentolan Kidul, Kadisono, Karangber, dan Kembang Gede. Diketahui Masjid Ichsanulloh dibangun tahun 1959, dan telah mengalami renovasi sebanyak tiga kali dengan perbaikan yang terakhir pada tahun 2018. Pada saat pembangunannya, masyarakat sekitar menyambut baik niat Kiai Thohir ini, masyarakat secara bersama-sama melantunkan sholawat Rodat yang terdiri dari sambil berkeliling desa untuk memperingati pembangunan masjid tersebut. Adapun lokasi masjid yang sekarang berada di atas tanah wakaf dari Bapak Samsudin yang merupakan anak kedua dari Kiai Thohir.

Hingga saat ini, Masjid Ichsanulloh masih terawat dengan baik dan digunakan sebagai pusat kegiatan keagamaan, seperti sholat berjamaah, tadarus Al-Quran, pengajian rutinan, dan lainnya. Pada saat melakukan penelitian, tim KKN kami menemukan suatu hal yang unik, yaitu di depan Masjid Ichsanulloh terdapat jam matahari atau oleh masyarakat setempat disebut dengan Baljut. Jam ini dibangun oleh seorang ahli falak asal Magelang, digunakan untuk menentukan waktu sholat di Masjid Ichsanulloh dan menentukan “pranata mangsa” atau musim dalam budaya masyarakat Jawa.

Selain masjid, tim KKN kami juga menelusuri budaya-budaya atau tradisi yang berkembang di tengah masyarakat Dukuh Watugedug. Seperti menjelang tanggal 1 Muharram, pada pukul lima sore Masyarakat sekitar akan bersama-sama membaca doa akhir tahun di masjid, kemudian ba’da maghrib akan bersama-sama membaca doa awal tahun. Kemudian pada tanggal 10 Muharram akan melakukan perayaan Suro-an dengan pembacaan Al-Barzanji, sjolawat nabi, dan terkadang juga mengadakan pengajian. Selain itu ada juga pengajian rutinan yang dilaksanakan setiap malam Kamis Wage dan mujahadah pada malam Sabtu. Adapun pada bulan Ramadhan, setiap menjelang buka puasa dilaksanakan tadarus Al-Quran yang terbuka bagi siapa saja yang berkenan mengikutinya.