KKN Konversi UIN Sunan Kalijaga Ungkap Jejak Islam di Guwosari Melalui Penelusuran Pondok Pesantren

31 Mei 2024
KKN UIN
Dibaca 269 Kali
KKN Konversi UIN Sunan Kalijaga Ungkap Jejak Islam di Guwosari Melalui Penelusuran Pondok Pesantren

BANTUL, 31 Mei 2024 - Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta telah menyelesaikan pengambilan data dalam rangkaian penelitian dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema konversi yang menelusuri jejak Islam di Guwosari. Salah satu aspek yang diteliti secara mendalam adalah keberadaan dan peran pondok pesantren di wilayah tersebut.

Tim KKN yang terdiri dari Khodijatul Kubro, Muhlis Hadi, Chayul Naimah, Ismatul Maula, dan Amirotul Khasanah, menjalankan penelitian mereka secara bertahap. Pada Minggu, 12 Mei, mereka mengunjungi pondok pesantren Janki Dausat di dusun Gandekan, Guwosari, untuk menggali sejarah dan dinamika perkembangan pondok tersebut. Pondok tersebut berdiri sejak tahun 2021 dan menyediakan pendidikan formal MTs. Tim KKN menemukan hal unik di pondok tersebut, dimana terdapat empat (4) makam kuno yang terbuat dari susunan batu bata. Menurut informasi dari pengasuh pondok dan masyarakat, makam tersebut termasuk makam cikal bakal dusun Gandekan dan salah satu makamnya diyakini sebagai makam tokoh bernama Kyai Musadan.

Pada Sabtu, 18 Mei, tim KKN melanjutkan penelusuran mereka dengan mengunjungi beberapa pondok pesantren lainnya di sekitar Guwosari. Mereka mengunjungi pondok pesantren Al-Fithroh di Kentolan Kidul, PP El Muna Q cabang PP Al Munawwir di Bungsing, dan PP KH Hasan Besari cabang PP Sunan Pandanaran di Kedung. Pondok Pesantren Al-Fithroh di Kentolan Kidul merupakan bakal pondok Al-Khidmah yang masih belum memiliki santri. Namun, pondok ini telah memiliki beberapa kegiatan rutin keagamaan baik untuk masyarakat umum maupun untuk jamaah Al-Khidmah, seperti majelis manaqib dan pengajian kitab. Adapun PP El Muna Q merupakan cabang PP Al Munawwir komplek Q yang pusatnya terletak di Krapyak, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Komplek di Bungsing ini berfokus pada program tahfizh dan pendidikan formal untuk santri putri, baik tingkat tsanawiyah maupun aliyah. Sementara itu, PP KH Hasan Besari adalah cabang dari PP Sunan Pandanaran yang terletak di Kaliurang. Awalnya, pondok ini ditujukan untuk santri huffazh dalam menguatkan hafalan yang sudah dimiliki, namun saat ini pondok KH Hasan Besari juga diarahkan pada program santri-preneur dengan harapan santri dapat memiliki keterampilan hidup di masyarakat.

Penelitian dilanjutkan pada Senin, 20 Mei 2024, dengan kunjungan ke pondok pesantren Al Imdad II di Kedung dan PP Al Alif di Bungsing. Pondok pesantren Al Imdad memiliki tiga komplek, dan komplek II di Kedung merupakan komplek khusus santri putra. Pendirian pondok di Kedung ini dilatarbelakangi oleh kondisi komplek I yang sudah padat oleh santri namun terbatas lahan. Oleh karena itu, dibangunlah komplek II khusus putra yang diasuh langsung oleh keluarga Ndalem, Dr. M. Habib Abdus Syakur, M. Ag. Adapun PP Al Alif yang terletak di dukuh Bungsing RT 03 merupakan pondok pesantren rintisan dari Yayasan Alpha Indonesia. Yayasan tersebut bergerak di bidang sosial dan pendidikan bagi yatim piatu dan dhuafa.

Hari terakhir penelitian, pada Rabu, 22 Mei 2024, tim KKN menyempurnakan penelusuran mereka dengan mengunjungi pondok pesantren Ad Dhuha di Bungsing dan PP API (Asrama Perguruan Islam) di Pringgading. Pondok pesantren Ad Dhuha dibangun dari inisiatif para pengusaha dengan menerapkan program enterpreneur yang bertujuan untuk menyeimbangkan kualitas manusia dalam kaitannya kehidupan di dunia dan akhirat. Adapun PP API (Asrama Perguruan Islam) di Pringgading merupakan pondok cabang dari API (Asrama Perguruan Islam) di Tegalrejo, Magelang. Pondok ini menjadi wadah bagi santri API untuk mengabdi kepada masyarakat, seperti mengajar kegiatan TPA, terlibat kegiatan gotong royong, mengurus mushola terdekat, dan lain sebagainya.

Hasil penelitian tim KKN UIN Sunan Kalijaga ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah, peran, dan kontribusi pondok pesantren dalam konteks Guwosari. Harapannya, temuan ini dapat menjadi landasan bagi pengembangan lebih lanjut dalam memperkuat peran pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dan pusat pengembangan masyarakat yang berbasis keislaman.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pondok pesantren di Guwosari tidak hanya fokus pada pendidikan agama tetapi juga berperan dalam pengembangan keterampilan dan kewirausahaan santri, sehingga mampu memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat. Tim KKN berharap hasil penelitian mereka dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak terkait dalam mengembangkan kebijakan yang mendukung keberlanjutan dan peningkatan kualitas pondok pesantren di masa depan.